Senin, 27 Januari 2020

Tarling sanggar mama djana

Assalamualaikum W.R W.B

Sudjana Partanain (82) atau akrab disapa Mama Jana merupakan salah satu musisi Tarling Klasik yang sudah dikenal sejak era 1950-an. Dia adalah generasi kedua, musisi yang mempopulerkan kesenian Tarling Klasik, yang sebelumnya dikenalkan oleh Barang asal Gambirlaya, Cirebon. 
Di rumahnya yang terletak di Gang Melati VII, Kebon Baru, Kejaksan, Kota Cirebon, Mama Jana setiap harinya masih rutin berlatih Tarling Klasik dengan melemaskan jari-jemari memetik gitar kesayangannya. Hingga kini, dia masih konsisten bermain Tarling Klasik dengan 15 orang temannya yang tergabung dalam grup Candra Kirana.
Kecintaan Jana kepada kesenian Tarling Klasik dimulai pada tahun 1940-an ketika masih berusia 10 tahun. Dulu waktu masih muda, Mama Jana suka bermain gitar bersama dengan teman-temannya. Kemudian bersama temannya, dia sering diajak menonton penampilan Tarling Klasik.
"Kenal Tarling waktu umur 10 tahun, sering diajak nonton sama teman. Kemudian berlatih serius dan di tahun 1946 mulai diajak mentas dari satu tempat ke tempat lainnya," ungkapnya kepada Ayocirebon, Sabtu (21/4/2018).
Dijelaskannya, kesenian Tarling berasal dari gabungan dua alat musik yaitu gitar dan suling. Awalnya berasal dari gamelan Cirebonan,  kemudian nada-nada gamelan tersebut dipindah ke gitar lantaran dianggap sama dan bisa mencakup semua alat musik gamelan, bahkan bisa lebih komplet.
Dahulu kesenian Tarling ini dikenal dengan nama melodi Kota Udang. Dinamakan demikian, lantaran berasal dari Cirebon yang memiliki bangunan Balai Kota yang terdapat beberapa ukiran atau simbol berbentuk Udang. Namun seiring berjalannya waktu, agar lebih dikenal orang sebutan tersebut berubah menjadi Tarling.
"Tahun 1940 sampai 1950-an, Tarling sudah terkenal. Tetapi ketika itu namanya masih melodi Kota Udang kemudian diganti saja menjadi Tarling karena hanya memakai gitar dan suling serta biar mudah diingat," kata Mama Jana.
Kesenian Tarling kemudian ditambahkan beberapa alat musik lainnya seperti gendang, goong, kecrek dan penyayi wanita atau sinden. Tak hanya itu, saat mentas terdapat pula kreasi berupa lawak atau drama tentang kehidupan sehari-hari. Lagu Tarling Klasik di antaranya Pegat Baler, Kiser Saedah, Kakang Baridin, Sumpah Suci dan lainnya. 
Jana menuturkan, banyak suka duka menggeluti kesenian Tarling Klasik. Momen yang tidak pernah dia lupakan pada tahun 1940-an dirinya pernah bermain Tarling di depan para tentara Belanda dan Jepang. Lalu, dulu jika akan mentas penyanyi atau alat tidak datang atau telat semua anggota grup akan resah, terlebih ketika itu belum ada alat komunikasi seperti sekarang.
"Ketika mentas pernah ditanyai khawatir sebagai pemberontak. Tidak dilarang dan tidak  ditahan karena memainkan ini oleh Belanda. Karena sebelah rumah bapak saya di Pagongan banyak orang Belanda," bebernya. 
Jana mengaku, ketika masa kejayaan Tarling Klasik ditahun 1960 sampai 1970-an bersama grupnya, dia sering mendapatkan panggilan mentas setiap hari. Namun di pengujung tahun 1980-an, Tarling Klasik mulai kalah pamor dengan Dangdut Panturaan. Diakuinya Tarling yang ada saat ini sudah dicampur dengan alat musik modern sehingga berbeda dengan awal kemunculannya. 
"Terakhir rame Tarling Klasik di tahun 1960-70an dan di tahun 1980-1990an sudah campur kaya Dangdut Panturaan. Dulu sering main untuk ulang tahun Cirebon, sekarang jarang yang manggil," ucapnya.
Dia merasa sedih melihat kondisi kesenian Tarling Klasik yang saat ini tidak diperhatikan lagi oleh pemerintah. Padahal ini adalah budaya asli Cirebon. Namun demikian Jana masih bangga bermain Tarling Klasik karena sangat jarang ada yang bisa. Atas kegigihannya Jana, di tahun 2017 pernah mendapatkan penghargaan dari pemerintah Indonesia sebagai "Sang Maestro Tarling Klasik".
"Saya bangga dengan Tarling Klasik jika diibaratkan seperti makanan saja yang dibutuhkan setiap hatinya. Saya pun bangga jasa dan karya saya di akui oleh pemerintah, pernah diajak ke Jakarta oleh Kemendikbud untuk ngajari orang bermain Tarling Klasik.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

INSTAGRAM

YOUTUBE

Diberdayakan oleh Blogger.