Selasa, 21 Januari 2020

Sejarah tarling wong cirebon


Assalamualaikum WR. WB.

Pada kesempatan ini saya ilham fahrulroji akan sesikit membagi pengetahuan seputar kesenian kota asal saya, kota cirebon. kota cirebon mempunya kesenian musik yaitu musik tarling. 


Sekitar tahun 1930 kesenian ini lahir dan tumbuh di pesisiran cirebon dan sekitarnya. Tarling ( gitar dan suling) biasa di plesetkan dengan arti " tes melatar gageh eling" ( sehabis nakal lekaslah sadar) konon begitulah pengertian. Berbicara asal muasal kesenian tersebut mungkin masih simpang siur, sebab setiap wilayah memiliki versinya masing-masing; terutama Cirebon, Majalengka dan Indramayu.  
Menurut versi Indramayu, berawal saat seorang komisaris Belanda yang meminta bantuan pada seorang tukang kayu bernama mang Sugra untuk memperbaiki gitarnya yang rusak. Singkat cerita gitar yang diperbaiki tak kunjung diambil, berangkat dari hal tersebut pa sugra kemudian mempelajari alat musik tersebut dan seiring berjalannya waktu lahirlah Tarling.
Menurut versi cirebon; jauh sebelum pa Sugra mengenal gitar, dikota cirebon gitar sudah jauh diperkenalkan pada masyaralat cirebon baik karena letak keresidenan Belanda yang memang berpusat dikota Cirebon atau peran sebuah  sanggar kesenian milik masyarkat pendatang yang berasal dari dataran Cina. Konon sanggar ini berusia tidak jauh berbeda dengan klenteng tertua yang berada ditepian pelabuhan Cirebon. Sanggar ini Terletak diwilayah kebon panggung, dan dari sinilah konon Tarling tumbuh dan berkembang. 
Tarling pada prinsipnya baik wilayah Cirebon, Indramayu atau Majalengka memiliki kesamaan, hal yang ketara dalam kesamaan tersebut ialah mentransformasi bentuk bunyi gamelan kedalam gitar. Tiap-tiap bunyi dan fungsi instrument gamelan di tranformasi kedalam petikan-petikan gitar. Sebagai contoh;  fungsi saron  pada kesenian karawita ( baik saron 1 dan dua ) dengan tunning yang serupa coba di wujudkan tarling dengan dua gitar dengan patokan dan dan fungsi yang tidak jauh berbeda (nyaris serupa) dengan laras-laras saron karawitan seperti kisser, pelog, perawal dan yang lainya. Pada dasarnya jika dalam karawitan memiliki varian instrument yang beraneka raga (saron, kenong, gong ddll),- kesenian tarling mengemas musik karawitan menggunakan petikan gitar dan tiupan suling.
Dalam rantai cerita perkembanganya, tarling berkembang dan asuh secara penuh oleh panggung pementasan. Dibesarkan dan dibentuk oleh kebutuhan panggung, formula instrumen gitar dan suling menjadi babak awal dimana tarling menunjukan diri pada khalayak. 
Tarling mengalir seperti air yg mampu mengisi ruang tempat di mana ia di tuangkan. Dimensi tarling berkembang baik dari segi teknis sampai esensinya. Secara teknis penambahan gendang, kecrek, sampai bunyi sendok pernah mewarnai dan menjadi bagian pementasan tarling. Sedangkan dari sisi isi tarling yang pada awalnya berisi instrumem kemudian mewujud dalam tembang2 bersyair, bahkan hingga selipan pementasan lakon-lakon sandiwara yang syarat pesan moral sampai gelak tawa dan canda.
Kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat turut menggiring tarling menyesuaikan dirinya, tidak terkecuali tema-tema dalam lirik tarling. Lirik dalam tarling terdiri dari parikan dan wangsalan. Baik parikan atau wangsalam biasanya cenderung memiliki gaya spontanitas penembangnya. Tema-tema yang coba di sampaikan beraneka ragammulai dari cinta, gurauan satir, keresahan pribadi hingga pesan - pesan moral dan nilai-nilai dalam kepercayaan. 
Pra kemerdekaan (1930-1940), tarling dianggap sebagai kesenian yang mampu menyampaikan semangat perjuang rakyat. Muatan lirik yang penembang tarling suarakan pada tahun 1940an berisi semangat-semangat perjuang rakyat dan di anggap sebagai sarana dalam mengkomunikasikan perjuang rakyat dari satu tempat ketempat lainya (khususnya wilayah cirebon dan sekitranya). 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

INSTAGRAM

YOUTUBE

Diberdayakan oleh Blogger.