Senin, 06 Januari 2020

MUSIK TARLING CIREBON
Menurut seniman Cirebon, musik tarling merupakan melodi jiwa. Sebab selain dari alunan musik, lirik lagu yang dinyayikan seniman tarling klasik menggambarkan kehidupan masyarakat Cirebon sehari-hari.
Seniman Cirebon Dino Syahrudin menuturkan, awal mula tercipta musik tarling yakni atas permintaan tentara belanda kepada seniman ahli gamelan, sugro, untuk memperbaiki gitar yang rusak milik tentara belanda. Sugro pun kemudian menerima permintaan tantara belanda untuk memperbaiki gitar yang rusak. Kepandaian sugro memperbaiki gitar yang rusak di barengi dengan kemampuannya berinovasi memasukkan nada-nada pada alat musik gamelan ke dalam gitar dari situlah tercipta musik tarling.
Alunan musik tarling klasik ini gitar dan suling bambu yang menyajikan kiser Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu, anak-anak muda diberbagai pelosok desa kabupaten indramayu dan kabupaten Cirebon, menerima sebagai suatu hidup. Alunan musik tarling dilengkapi dengan musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi. Perkembangan musik di Indonesia dan masyarakatnya yang semakin global membuat seniman tarling memikirkan  kelanjutan dari seni tradisional tersebut.
Bersama rekan-rekannya pun mulai menunjukkan dalam bermain tarling klasik. Dino menjelaskan, pada music tarling generasi pertama , posisi pemain ada empat orang. Yakni gitar melodi, gitar pengiring yang juga bermain bass, sinden dan pemain yang memainka alat tiup tradisional yang berbuat dari botol hijau sebagai pemanis lagu.
Dalam tarling juga ada sinden yang menjadi bagian penting dalam menyayikan musik tarling klasik yang bercerita tentang kehidupan masyarakat Cirebon.
Sinden mempunyai suara yang sangat syahdu dalam alunan musiknya yang khas membuat tarling sebagai melodi jiwa dari masyarakat Cirebon dan indramayu, suara sinden ini sangat lembut dan berirama.
Seiring berkembangnya musik tarling saat ini , muncul sosok mama jana. Mama jana pun mengembangkan musik tarling klasik dengan menciptakan melodi kiser (tembang klasik). Tarling semakin syahdu dan menjiwa karena selain musik juga ada petikan melodi yang menjadi ciri khas Cirebon hingga saat ini.
Tembang-tembang kiser dermayon dan cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi indah dengan diiringi petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan alunan nada suling bamboo yang mendayu-dayu.
Bambu yang menyajikan kiser Dermayon dan cerbonan itupun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu , anak-anak muda diberbagai pelosok pedesaan dikabupaten indramayu & Cirebon, menerima nya sebagai gaya hidup.
Bahkan pada 1935, alunan music tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong.
Hingga memasuki generasi ketiga, musik tarling mendapat sentuhan teknologi dengan gitar elektrik hingga dikenal dengan melodi kota udang. Tapi lama kelamaan, dengan masuknya musik organ, maka tarling perlahan mulai terkikis.
“orang Cirebon menamakan teng dung Cirebon atau dangdut Cirebon,” sebutnya.
Mama jana juga berharap pemerintah harus bisa memberikan perhatian khusus untuk pelastarian khusus untuk musik tarling dan juga para seniman tarling, agar tarling lebih dikenal oleh masyarakat.
Kesenian tarling bahkan cukup banyak, seperti macapatan, gamelan renteng, tarling gamelan sekaten, angklung bungko, dan lainnya. Para seniman berharap untuk dapat turut aktif dalam melestarikan kesenian tarling Cirebon.
Untuk menutup perjumpaan kita, mari kita dengarkan sebuah alunan musik tarling klasik yang berjudul”banyu urip”hasil karya embi. C.Noer. selamat mendengarkan dan sampai jumpa pada pelangi Nada edisi musik tradisional berikutnya.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

INSTAGRAM

YOUTUBE

Diberdayakan oleh Blogger.