Cirebon
selain terkenal akan kesultanannya juga lekat dengan berbagai kesenian rakyat.
Sayangnya beberapa kesenian tradisional ini hampir punah karena tergerus oleh
jaman. Kesenian tradisional ini dulunya digunakan oleh Sunan Gunung Jati dan
wali songo lainnya untuk menyebarkan agama islam di tanah sunda. Selain itu
kesenian ini juga digunakan sebagai alat diplomasi ketika kesultanan Cirebon
terancam kalah oleh serangan kerajaan lainnya.
Oleh karena itu, patut bagi kita
untuk mengenal lebih jauh tentang kesenian tradisional cirebon yang hampir
punah ini. Minat generasi penerus yang kurang hingga tergerus oleh kesenian
modern lainnya, membuat pelaku seni
tradisional ini kian sedikit dan sampai sekarang hampir punah. Contohnua
adalah kesenian musik tarling yang terkenal di tahun 19650-an mulai tergerus
jaman seirinf hadirnya musik dangdut.
Kesenian musik tarling khas pesisie
laut jawa ini merupakan pentunjukan musik disertao drama pendek. Tarling
diambil dari kata gitar dan suling. Kedua instrumen ini memang kerap melekat di
kesenian tradisional Crebon ini. Awal perkembangan tarling tidak terlalu jelas
kapan tepatnya. Namun, sekitar tahun 1950-an kesenian ini mulai disiarkan di
RRI Cirebon dan menjadikan Traling semakin populer.
Eksistensi kesenian musik tarling
tidak bisa dilepaskan dari peran tokoh seniman kesenian musik tarling yaitu
Barang, Jayana, Abdul Adjib dan Sunarto Martaatmaja. Ketiga tokoh inilah yang
mempelopori kesenian musik tarling berkembang sampai saat ini. Berdasarkan
eksistensinya maka kesenian musik tarling dapat dibagi menjadi dua bentuk
perubahan yaitu kesenian musik tarling kreasi dan kesenian musik tarling
dangdut.
Kesian musik traling kreasi lebih
beraliran ngepop. Lagu-lagu yang diciptakan tetap berakar dari lagu-lagu klasik
dalam lagu gamelan namun berirama lebih cepat dan syairnya pun secara disengaja
diciptakan Aliwijaya. Lagu-lagu kreasi yang dciptakan oleh Abdul Adjib dan
sunarto juga sebenarnya bersumber dari lagu-lagu klasik juga namun lagu-lagu
yang diciptakannya itu lebih dominan dengan memainkan pola irama gancang atau
yang bisa disebut dengan pola irama cepat dan juga syair dalam lagu yang sudah
diciptakan oleh abdul Adjib yang populer sampai saat ini adalah lagu warung
pojok dalam kerangka lagu kiser irama
gancang atay cepat dan penganten bary dalam kerangka lagu bayeman gancang atau
disebut dengan lagu cepat.
Musik dangdut muncul di Indonesia
diera tahun 1980 sampai 1990-an kemudia mempengaruhi keberadaan kesenian musik
tarling Cirebon. Kehadiran musik dangsut di Cirebon membawa pengaruh terhadap
perkembangan kesenian musik tarling. Istilah tarling dangsdut muncul kepermukaan
seiring dengan perubahan irama musik tarling yang semula iramanya lambat
melankonis kemudian berubah menjadi irama cepat seperti pada irama dangdut. Ali
wijaya menyatakan bahwa hampir seluruh seniman tarling ketika manggung punya
kecenderungan mendangdut lagu yang ditampilkannya.
Kemunculam Dian sastra dalam kancah
hiburan Traling Cirebonan pada saat ini membuat wajah tarling kembali bersinar
menemukan kembali eksistensinya. Dian Sastra dengan segala kreativitas yang
dimilikinya menjadikan Traling masuk dalam wilayah industri musik. Keberadaan
TV lokal di Cirebon dimanfaatkannya untuk kembali mempopulerkan kesenian musik
tarling kepada masyarakat. Kreativitas Dian Sastra merupakan usaha luar biasa,
tindakan dan karya-karyanya berhasil mengangkat salah satu unsur kebudayaan
Cirebon. Faktor yang paling berpengaruh dalam perkembangan musik Traling
sehingga kesenian musik tarling tetap menunjukan eksistensinta sampai saat ini
adalah adanya akulturasi.
Kesenian musik tarling merupakan
bentuk kesenian hasil pengaruh kebudayaan eropa. Tarling yang berasal dari
daerah setempat namun jika mendengarkannya petikan gitar dalam tarling yang
terdengar adalah bunyi laras gamelan atau pentatonis. Secara singkat tarling
merupakan migrasi bunyi dari gamelan ke gitar dan suling.
Akulturasi dalam kesenian musik
tarling bukan hanya terletak pada instrumennya saja melainkan pada bentuk
tampilannya menyerupai opera Eropa. Lagu dalam kesenian musik traling
menunjukan dimensi spiritual yang telah mengangkat tradisi lisan dalam bingkai
sastra klasik yang cenderung diangkat dalam bentuk cerita yang dinyanyikan.
Rihhadatul'aisy Zaid
0 komentar:
Posting Komentar